Laporan Kegiatan
(TEREKOT)
Nama pelapor: Indriyani
X
TKJ2/18
Departemen Pendidikan
SMK Negeri 3 Malang
JL. Surabaya No. 1 Malang
Bab I ‘Latar Belakang’
Belakangan
ini banyak remaja yang tidak memperhatikan keadaan alam flora dan fauna nya
bahkan yang sudah hampir maupun sudah musnah. Padahal dengan kita merawat frora
dan fauna yang terdapat di sekitar kita maka terdapat banyak hal positip yang kita
dapatkan seperti terciptanya remaja yang peduli lingkungan, terciptanya hidup
sehat, menyegarkan kota, dll.
B. Tujuan
1. Guna
memenuhi tugas IPA dan menambah nilai
2. Mengikutsertakan
diri agar menambah pengetahuan tentang flora dan fauna yang ada di Indonesia
C. Kegiatan
Kunjungan
tersebut saya lakukan pada hari Jum’at, 7 Desember 2012 sewaktu pulang sekolah
tepatnya pada jam 13.00 bersama teman-teman dari X TKJ2 yang lainnya.
Bab II
‘Pembahasan’
A.Bunga
Anggrek Bulan
Anggrek
bulan (Phalaenopsis amabilis) merupakan salah satu bunga nasional Indonesia,
Anggrek bulan (Phalaenopsis amabilis) ditetapkan sebagai Puspa Pesona Indonesia
mendampingi bunga melati (Jasminum sambac) yang ditetapkan sebagai puspa bangsa
Indonesia dan padma raksasa (Rafflesia arnoldii) sebagai puspa langka Indonesia.
Anggrek bulan
(Phalaenopsis amabilis) merupakan salah satu anggota genus Phalaenopsis, genus
yang pertama kali ditemukan oleh seorang ahli botani Belanda, Dr. C.L. Blume.
Phalaenopsis sendiri sedikitnya terdiri atas 60 jenis (spesies) dengan sekitar
140 varietas yang 60 varietas diantaranya terdapat di Indonesia.
Di Indonesia, anggrek bulan (Phalaenopsis
amabilis) pertama kali ditemukan di Maluku. Anggrek bulan memiliki beberapa
nama daerah seperti anggrek wulan (Jawa dan Bali), anggrek terbang (Maluku),
dan anggrek menur (Jawa). Pemerintah menetapkan anggrek bulan sebagai puspa
pesona mendampingi melati (puspa bangsa), dan padma raksasa (puspa langka)
berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1993.
Pesona Anggrek Bulan. Anggrek bulan (Phalaenopsis
amabilis) merupakan jenis anggrek (Orchidaceae) yang mempunyai ciri khas
kelopak bunga yang lebar dan berwarna putih. Meskipun saat ini sudah banyak
anggrek bulan hasil persilangan (anggrek bulan hibrida) yang memiliki corak dan
warna beragam jenis.
Anggrek bulan (Phalaenopsis amabilis)
termasuk dalam tanaman anggrek monopodial yang menyukai sedikit cahaya matahari
sebagai penunjang hidupnya. Daunnya berwarna hijau dengan bentuk memanjang.
Akar anggrek bulan berwarna putih berbentuk bulat memanjang dan terasa
berdaging. Bunga anggrek bulan memiliki sedikit keharuman dan waktu mekar yang
lama serta dapat tumbuh hingga diameter 10 cm lebih.
Anggrek bulan (Phalaenopsis amabilis)
tumbuh liar dan tersebar luas mulai dari Malaysia, Indonesia, Filipina, Papua,
hingga ke Australia. Anggrek bulan hidup secara epifit dengan menempel pada
batang atau cabang pohon di hutan-hutan. Secara liar anggrek bulan mampu tumbuh
subur hingga ketinggian 600 meter dpl.
Lantaran keindahannya itu wajar jika
kemudian anggrek bulan ditetapkan sebagai puspa pesona, satu diantara 3 bunga
nasional Indonesia. Anggrek bulan ditetapkan sebagai puspa pesona mendampingi
melati (puspa bangsa) dan padma raksasa (puspa langka).
Meskipun banyak pehobi anggrek yang
membudidayakan anggrek bulan. Juga banyak yang melakukan persilangan sehingga
memunculkan varietas-varietas baru anggrek bulan hibrida, namun kelestarian
puspa pesona ini di alam liar tetap semakin terdesak oleh hilangnya habitat
sebagai akibat deforestasi hutan baik akibat penebangan liar ataupun kebakaran
hutan.
Anggrek bulan di alam liar kini
membutuhkan perhatian tersendiri. Jangan sampai sang puspa pesona memudar
pesonanya.
Klasifikasi ilmiah. Kerajaan: Plantae;
Ordo: Asparagales; Familia: Orchidaceae; Subsuku: Epidendroideae; Genus:
Phalaenopsis; Spesies: Phalaenopsis amabilis
Sinonim: Epidendrum amabile L. (basionym);
Cymbidium amabile (L.) Roxb.; Synadena amabilis (L.) Raf.; Phalaenopsis
grandiflora Lindl.; Phalaenopsis grandiflora var. aurea auct.; Phalaenopsis amabilis
var. aurea (auct.) Rolfe; Phalaenopsis gloriosa Rchb.f.
B. Tumbuhan Bongsai (Sancang)
Bonsai adalah tanaman atau pohon yang dikerdilkan di
dalam pot dangkal dengan tujuan membuat miniatur dari bentuk asli pohon besar
yang sudah tua di alam bebas. Penanaman (sai) dilakukan di pot dangkal yang
disebut bon.
1. Bentuk dasar tamanam
bonsai
Tegak Lurus, Tegak
Berkelok-kelok, Sarung Angin/Tertiup Angin, Menggantung, Setengah Menggantung, Batang
Bergelung, Sapu Tegak, Berbatang Dua, Pohon Sastrawan, Tegak Lurus, Tegak
Berkelok-kelok, Miring, Sarung Angin, MenggantungPohon, Batang Bergelung, Sapu
Tegak, Menonjolkan Akar, Berbatang Banyak, Akar Terjalin, Kelompok, Pohon
Sastrawan, Pohon Tak Lazim.
2. Kelonpok Bonsai
Kelompok Bonsai berdasarkan tinggi tanaman dari pangkal batang
hingga bagian puncak tanaman:
a. raksasa: tinggi pohon lebih dari 101 cm.
b. sangat besar: tinggi pohon antara 76-100 cm.
c. besar: tinggi pohon antara 46-75 cm
d. sedang: tinggi pohon antara 31-45 cm
e. kecil: tinggi pohon antara 16-30 cm
f.
sangat kecil: tinggi pohon
kurang dari 15 cm
3. Ciri-Ciri Bonsai
Bonsai memiliki ciri khusus, yakni tanaman
dikerdilkan dengan cara memotong akar dan ranting. Istilah bonsai sendiri
berasal dari bahasa Mandarin, pen zai, yang ditandai dengan digunakannya
karakter kanji. Dalam bahasa Jepang, bonsai berasal dari dua suku kata, yaitu
bondan sai, yang berarti "tanaman di pot".
Tanaman kecil atau kerdil bentuknya belum
tentu dikatakan bonsai. Banyak tenaman kecil dan kerdil yang kita lihat dan
ditanam didalam pot tetapi belum tentu dikatakan bonsai. Membuat dan membentuk
tanaman untuk dijadikan bonsai membutuhkan waktu yang cukup lama dan
membosankan, bahkan perlu waktu bertahun-tahun agar dapat dicapai bentuk yang
sempurna. Kadang-kadang awalnya kita menemukan bakal tanaman yang akan kita
jadikan bonsai, berbentuk A misalnya, tetapi setelah mencapai umur tertentu dan
bertahun-tahun kita pelihara karena ada proses penuaan (training) kita akan
merubah bentuknya menjadi B karena bentuk B dirasa lebih cocok dan lebih manis.
Pada masa-masa itulah tanaman tersebut dilatakan ditraining. Training gunanya
adalah untuk membentuk bonsai yang sesuai dengan selera seni kita. Training
(proses penuaan atau pengerdilan dan proporsioanal secara kesuluruan, baik batang,
cabang dan daun).
4. Kriteria atau syarat
tanaman Bonsai
1.
Ukuran : Kecil, kurang dari 15
cm s/d 10 cm. Sedang kurang dari 1 m. Besar atau berukuran cukup besar 1 m
keatas.
2.
Bentuk/Style : tanaman kecil
atau tanaman yang dikerdilkan tetapi mempunyai bentuk yang sama apabila ditanam
dialam bebas.
3.
Umur : Tua atau lanjut usia,
berumur belasan tahun, peluhan tahun bahkan ratusan tahun.
5. Menanam dan Memelihara
Bonsai
Kita sebagai pemilik atau hobiss tentu
harus tahu dan mengerti bagaimana cara memelihara dan merawatnya, melakukan
penyiraman, pemupukan, membersihkan dan menjauhkan serta membuang
musuh-musuhnya, meletakkan bonsai pada tempat yang tepat agar kena sinar
matahari, selain itu juga kita harus menyiapkan peralatan pendukung untuk
membantu kita dalam merawat bonsai.
Penyiraman ; agar bonsai tetap kelihatan
segar bonsai harus disiram seperti biasa sekurang-kurangnya 2 x sehari pagi dan
sore kecuali pada waktu musim hujan kita tidak perlu menyiramnya. Karena bonsai
kita letakkan pada tempat yang terbuka (sesuai jenisnya) dan kena sinar
matahari penuh serta angin secukupnya, tujuannya adalah agar ada proses penguapan dan tidak terlalu basah.
Pada waktu melakukan penyiraman harus kita pastikan bahwa air bekas penyiraman
tadi harus mengalir keluar dari lubang bawah pot dan jangan sampai mengendap
dalam pota tau ada penyumbatan.
Pemupukan ; tambah asupan makanan atau berikan
makanan tambahan seperti pupuk secara teratur. Sebagai contoh tepung tulang,
tahi ayam, bungkil kedelai dan lain-lain yang dirasa cocok. Karena sekarang telah
banyak diproduksi pupuk majemuk buatan terutama yang mengandung unsur-unsur N
(nitrogen), P (phosphopr) dan K (kalium), Pupuk ini boleh diberikan asal sesuai
kebutuhan tanaman bonsai kita.Unsur N terdapat dalam pupuk urea untuk
menyuburkan tanaman untuk pembentukan daun-daun.Unsur P diperlukan bonsai untuk
pertumbuhan bunga atau untuk tanaman baru yang baru mulai tumbuh dan mulai
berbunga.Unsur K terdapt kalium sulfat gunanya untuk menguatkan serabut-serabut
tanaman sehingga tanaman menjadi kokoh
C. Bunga Kantong Semar
Merupakan
tumbuhan karnivora di kawasan tropis Dunia Lama, kini meliputi negara Indonesia
, Republik Rakyat Cina bagian selatan, Indochina, Malaysia, Filipina,
Madagaskar bagian barat, Seychelles, Kaledonia Baru, India, Sri Lanka, dan
Australia. Habitat dengan spesies terbanyak ialah di pulau Borneo dan Sumatra.
Tanaman karnivora ini termasuk tanaman langka
yang dilindungi, hal tersebut dikarenakan
kantong semar semakin langka karena adanya pembukaan hutan dan banyaknya
orang yang memburu keberadaannya, tanpa mencoba untuk melestarikannya.
Kantong
semar atau dalam bahasa latinnya Nepenthes sp (dalam bahasa Inggris disebut
Tropical pitcher plant) adalah Genus tanaman yang termasuk dalam famili
monotipik. Tanaman yang terdiri atas sedikitnya 103 spesies ini mempunyai
keunikan karena hampir seluruhnya merupakan tanaman karnivora, pemakan daging.
Selain karnivora juga memiliki keunikan pada bentuk, ukuran, dan corak warna
kantongnya. Karenanya tidak sedikit orang yang memeliharanya. Namun keberadaan
Kantong semar di habitat aslinya justru terancam kepunahan. Bahkan juni 2009
silam, LIPI mengumumkan beberapa spesies Kantong semar sebagai tanaman paling
langka di Indonesia.
Kantung
Semar tumbuh tersebar mulai dari Australian bagian utara, Asia Tenggara, hingga
Cina bagian selatan. Selain itu Kantong Semar juga terdapat di Madagaskar,
Kaledonia Baru, India dan Sri Lanka. Indonesia sendiri merupakan negara yang
memiliki ragam spesies terbanyak. Sedikitnya terdapat 64 spesies Kantong semar
di Indonesia. Dari jumlah tersebut, 32 jenis terdapat di Borneo (Indonesia,
Malaysia, Brunei Darussalam), 29 spesies terdapat di Pulau Sumatera, 10 jenis
di Pulau Sulawesi, 9 jenis di Papua, 4 jenis di Maluku dan 2 jenis di Jawa.
1. Nama daerah untuk Kantong
semar
a.
Periuk monyet (Riau)
b.
Kantong beruk (Jambi)
c.
Ketakung (Bangka)
d.
Sorok Raja Mantri (Jawa Barat)
e.
Ketupat Napu (Dayak Katingan)
f.
Telep Ujung (Dayak Bakumpai)
g.
Selo Bengongong (Dayak Tunjung)
2. Habitat dan Ciri Fisik
Kantong Semar
Tumbuhan ini mampu hidup di hutan hujan
tropik dataran rendah, pegunungan, hutan gambut, hutan meranggas, gunung kapur
hingga padang savana. Sebagian besar hidup secara empifit, yaitu menempel pada
batang atau dahan pohon lain dengan panjang batang mencapai hingga 20 meter.
Sementara Kantong semar yang hidup di daerah savana umumnya hidup terestrial,
tumbuh tegak dengan panjang batang kurang dari 2 meter.
Pada umumnya, tumbuhan karnivora ini
memiliki sulur pada ujung daunnya. Sulur ini dapat termodofikasi membentuk
kantong yaitu alat perangkap yang digunakan untuk menangkap memangsanya seperti
serangga dan kodok. Kantong ini sendiri secara keseluruhan terdiri atas lima
bentuk, yaitu tempayan, oval, silinder, corong dang pinggang.
Tumbuhan karnivora ini termasuk jenis
flora berumah dua. Artinya, tiap tanaman hanya memiliki satu jenis kelamin
bunga. Jadi untuk bisa menghasilkan keturunan, si Karnivora ini musti melakukan
perkawinan silang. Hal itulah yang menyebabkan banyak terdapat species kantong
semar yang terlahir dari hasil
persilangan alami. Kantong semar juga dapat berkembang biak secara vegetatif
dengan menggunakan tunas.
Sewaktu daun masih muda, Kantong pemangsa pada kantong semar tertutup. Lantas, membuka ketika sudah dewasa.
Namun bukan berarti kantung flora karnivora ini menutup sewaktu masih muda
saja. Ia menutup diri ketika sedang mengganyang mangsa. Tujuannya supaya proses
pencernaan berjalan lancar dan tidak diganggu kawanan musuh yang siap merebut
makanan yang sudah ia peroleh.
Bibir lubang kantung dilengkapi dengan
alat penipu. Organ itu berwarna merah serta mampu menebarkan aroma manis. Warna
bibir Kantong Semar yang merona serta beraroma manis itu akan memikat dan
membuat lengah calon mangsa. Binatang yang terpikat akan tergelincir masuk ke
dalam kantung antara yang licin. Cairan asam (enzim proteolase) yang berada
dalam kantung tengah lalu mencerna tubuh mangsa itu. Tubuh mangsa naas itu
kemudian diolah menjadi garam Posphat dan nitrat yang kemudian diserap oleh
kantong Semar.
Tidak semua jenis Kantong Semar memiliki mangsa favorit yang sama. Semut
adalah menu kesukaan namun ada juga yang menyukai rayap. Ada pula species
katung semar yang tidak suka menyantap daging tetapi melalap guguran dedaunan
dari tumbuhan yang berada di atasnya. Bahkan ada yang menyukai kotoran burung.
Pada
umumnya, Nepenthes memiliki tiga macam bentuk kantong, yaitu kantong atas,
kantong bawah, dan kantong roset. Kantong atas adalah kantong dari tanaman
dewasa, biasanya berbentuk corong atau silinder, tidak memiliki sayap, tidak
mempunyai warna yang menarik, bagian sulur menghadap ke belakang dan dapat
melilit ranting tanaman lain, kantong atas lebih sering menangkap hewan yang
terbang seperti nyamuk atau lalat. Kantong bawah adalah kantong yang dihasilkan
pada bagian tanaman muda yang biasanya tergelatak di atas tanah, memiliki dua
sayap yang berfungsi sebagai alat bantu bagi serangga tanah seperti semut untuk
memanjat mulut kantong dan akhirnya tercebur dalam cairan berenzim di dalamnya,
adapun kantong roset, memiliki bentuk yang sama seperti kantong bawah, namun
kantong roset tumbuh pada bagian daun berbentuk roset. Beberapa tanaman
terkadang mengeluarkan kantong tengah yang berbentuk seperti campuran kantong
bawah dan kantong atas.
Tumbuhan kantung semar tumbuh di rawa-rawa.
Sebagai tempat tumbuh,kandungan nitrigen di rawa-rawa sangat sedikit, sehingga
tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan tumbuhan. Untuk memenuhi kebutuhan
nitrogen, tumbuhan kantung semar bergantung pada serangga sebagai makanannya.
Serangga mengandung banyak nitrogen.
Daun kantung semar berbentung seperti piala.
Dinding dalam piala mengeluarkan nektar (cairan manis bahan pembuat madu) untun
memikat serangga. Serangga yang terpikat oleh nektar tersebut akan hinggap pada
dinding piala yang licin dan jatuh kedalam cairan di dalam daun. Cairan daun
inilah yang melarutkan serangga, kemudian, daun akan menyerap nitrogen dari
serangga tersebut.
a.
Kantong semar memiliki cairan
pada bagian daun unutk menarik perhatian dan menjebak serangga untuk
dimangsanya.
b.
memiliki ciri dengan baunya
yang sangat busuk seperti bangkai, hal ini terjadi karena bunga raflesia ingin
menarik perhatian lalat untuk membantu melakukan penyerbukan.
D. Merak
Merak
Biru atau Merak India, yang dalam nama ilmiahnya Pavo cristatus adalah salah
satu burung dari tiga spesies burung merak. Merak Biru mempunyai bulu berwarna
biru gelap mengilap. Burung jantan dewasa berukuran besar, panjangnya dapat
mencapai 230cm, dengan penutup ekor yang sangat panjang berwarna hijau metalik.
Di atas kepalanya terdapat jambul tegak biru membentuk kipas. Burung betina
berukuran lebih kecil dari burung jantan. Bulu-bulunya tidak mengilap, berwarna
coklat kehijauan dengan garis-garis hitam dan tanpa dihiasi bulu penutup ekor.
Burung muda seperti betina.
Populasi
Merak Biru tersebar di hutan terbuka dengan padang rumput di India, Pakistan,
Sri Lanka, Nepal dan Bhutan. Sebelumnya spesies ini ditemukan juga di
Bangladesh, namun sekarang kemungkinan besar telah punah di sana.
Merak
jantan adalah poligami spesies, mempunyai pasangan lebih dari satu. Pada musim
berbiak, burung jantan memamerkan bulu ekornya di depan burung betina.
Bulu-bulu penutup ekor dibuka membentuk kipas dengan bintik berbentuk mata
berwarna biru. Burung betina biasanya menetaskan tiga sampai enam butir telur.
Pakan
burung Merak Biru terdiri dari aneka biji-bijian, pucuk rumput dan dedaunan,
aneka serangga, serta berbagai jenis hewan kecil seperti cacing, laba-laba dan
kadal kecil.
Hewan
yang memiliki sayap berwarna cerah ini, memang terkenal sebagai hewan yang
cantik dan anggun. Makanya, banyak kepercayaan menganggap merak sebagai simbol
kecantikan, kesetiaan, keabadian dan juga perdamaian. Tapi, ada beberapa hal
yang nggak kalah istimewa dari burung merak ini.
Habitat
burung merak ada di hutan dan hutan hujan yang banyak ditemukan di daerah
India, Pakistan, Sri Lanka, Asia Tenggara dan Afrika Tengah. Merak suka sekali
memakan biji-bijian, buah berry, daun, bagian bunga, serangga serta makhluk
kecil.
Burung
merak hidup berkelompok dan membentuk keluarga. Mereka tinggal di atas pohon
saat malam hari. Dan di siang hari, mereka lebih suka berjalan-jalan di tanah
dan bertengger di atas dahan pohon yang gundul.
Sayap
yang indah pada merak ternyata hanya dimiliki oleh merak jantan, bukan betina.
Pasalnya, sayap indah ini digunakan oleh merak jantan untuk menarik perhatian
sang betina. Sementara itu, sang betina nggak punya bulu ekor yang panjang
supaya bisa bersembunyi dan bertelur dengan aman di balik semak-semak.
Karena
kecantikannya, burung merak menjadi sasaran perburuan manusia. Akibatnya,
populasinya terus menurun dan bila dibiarkan bisa mengakibatkan kepunahan.
Selain untuk diambil bulunya, burung merak juga diburu untuk diambil dagingnya.
Daging merak dipercaya sebagai obat yang bisa menyembuhkan radang sendi.
E. Merpati Putih
Jenis-jenis Burung Merpati
1.
Berdasar ukuran badan
a.
Carrier: sering disebut English
Carrier, berasal dari Bazora Persia. Awalnya adalah burung pembawa berita,
tetapi kemudian kalah tenar dibandingkan Racing Homer. English Carrier punya
ciri bulu keras dan rapat ke badan, pial paruh berwarna putih, bisa membesar
sebesar biji kemiri, dan baru berhenti setelah usia 3 tahun. Kelopak mata
dikelilingi pial dalam bentuk lingkaran yang besar. Tinggi 45-48 cm, berat
500-650 gram. Warna hitam, merah, kuning, putih, dan ada yang berpita biru.
b.
Carneau: Burung konsumsi dari Belgia Selatan
atau Perancis Utara, berat 750 gram dan bisa mencapi 1 kg.
c.
Strasser: Dikembankan di Austria sebagai
burung konsumsi tetapi kalah popular disbanding Carneau. Strasser hamper
menyerupai merpati Gazzi Modena. Kepala, leher, sayap dan ekor dapat memiliki
berbagai warna dengan badan berwarna putih.
d.
Mondaine: Keturunan merpati Perancis dan
Italia sebagai burung konsumsi. Berpenampilan menarik tetapi untuk burung
konsumsi kalah populer disbanding burung lain.
2.
Berdasar bentuk badan:
a.
Kipas (Fantail): Berasal dari
India dan Cina. Tanda mencolok ekornya menyerupai kipas. Tetapi karena ekor
panjang, kita harus sering memotongnya agar bisa kawin. Kelemahan burung ini,
harus dicarikan indukan lain untuk mengasuh anak.
b.
Jacobin: Diberi nama seperti
itu karena bulu-bulu yang mengitari kepalanya menggambarkan topi yang dipakai
pendeta-pendeta Jacobin. Burung diternakkan dengan warna putih, jitam, biru,
perak, merah dan kuning.
c.
Frillback: Burung yang istimewa
tetapi kurang popular. Merpati ini berbulu ikal di bandan dan sayap, sehingga
ditemukan adanya bulatan-bulatan kecil bagaikan bulu. Ada yang jambul ada yang
tidak. Burung yang baik harus punya ikal yang kokoh. Warna ada yang hitam,
putih, kebiruan, kemerahan, kekuningan. Yang kemerahan dan kekuningan dianggap
sebagai bentuk yang baik.
d.
Cropper: Bersanak dekat dengan
pouter. Keduanya menjadi keluarga besar, dengan cirri-ciri hampir sama. Salah
satu cropper yang terkenal adalah English Cropper. Tembolok besar, berdirinya
tegak, badan dan pnggang langsing dengan kaki panjang. Termasuk merpati yang
tinggi karena bisa setinggi 50 cm dari kepala sampai kaki. Pada tembolok
merpati ini ada gambar bulan sabit dengan kedua ujung bertemu di dekat kedua
matanya. Ujung sayap, bagaina bawah badan, kaki dan bulu-bulu putih di sayap
menggambarkan bintik-bintik seperti bulu.
e.
Pouter yang mudah dijinakkan
dan menyenangkan.
f.
Holle Cropper yang berbentuk
seperti merpati kipas, tetapi tidak berekor kipas.
g.
Valencia Cropper yang
bertembolok menggantung, mengembang seakan dibusungkan.
3.
Berdasar warna bulu
a.
Modena: Diambil dari nama kota
tempat dia berasal. Terkenal sebagai merpati ternak yang baik. Yang terkenal
dari jenis ini adalah Gazzi Modena dengan badan putih serta kepala, sayap dan
ekor berwarna-warni. Termasuk merpati kecil dengan ukuran panjang 25 cm, tetapi
padat gemuk (buntek) dan bergaya anggun.
b.
Florentine: Berasal dari
Florence, Italia. Berbentuk seperti ayam betina. Terkenal di Eropa sebagai
burung pameran, tetapi bisa masuk sebagai burung konsumsi karena bisa mencapai
berat 500-800 gram). Kepala, sayap dan ekor berwarna-warni dengan badan putih.
c.
Lahore: Di Pakistan dan
sekitarnya dikenal dengan nama Shiraz (kota tempat burung berasal). Leher,
perut, dada dan ekor berwarna putih. Kepala, pinggang dan sayap bisa berwarna
lain. Kaki bisa berbulu semua tetapi ada yang polos. Bisa dimasukkan sebagai
merpati konsumsi karena badannya besar. Diternakkan dengan bulu beraneka warna.
d.
Oriental Frill: Sangat menawan
hati, berasal dari Turki, dengan jenis banyak sekali tetapi yang paling populer
adalah Satinette yang mempunyai badan berwarna putih dengan garis-garis pada
bahu, sayap, dan ekor warna hitam, biru dan abu-abu cokelat. Bagian sayap untuk
terbang berwarna putih. merpati ini punya bulu balik di daerah dada. Karena pandai
membesarkan anak, jenis ini sering digunakan untuk “orang tua asuh”.
e.
Meeuw: kekhususannya adalah
berparuh pendek, pial dan kepala membentuk bulatan. Ada berbagai jenis dari
merpati ini. Berbeda dengan Oriental Frill, kepala Owl biasa saja tanpa jambul.
merpati ini tidak pandai membesarkan anak.
Bab III ‘Penutup’
Demikian
laporan kegiatan yang saya perbuat agar menjadi bahan perhatian, sebagai
penambah nilai dan semoga bermanfaat. Bila terdapat kata-kata yang keliru saya minta
maaf sebesar-besarnya dan saya ucapkan terima kasih.
10 Desember 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar