1.
Berdasarkan Sifatnya
a. Preventif,
merupakan suatu pengendalian sosial yang dilakukan untuk mencegah kejadian yang
belum terjadi. Atau merupakan suatu usaha yang dilakukan sebelum terjadinya
suatu pelanggaran. Dalam preventif masyarakat atau seseorang diarahkan,
dibujuk, atau diingatkan supaya jangan melakukan pelanggaran yang telah
disebutkan. Misalnya, Pak Rahman mengingatkan murid-muridnya untuk selalu
berbuat sopan santun serta baik kepada semua orang agar tidak terjadi tindakan
anarkis. Dalam contoh tersebut dijelaskan bahwa Pak Rahman perlu mengingatkan
kepada muridnya selalu berbuat baik. Karena, jika tidak mungkin murid tersebut
sudah melakukan tindakan anarkis.
b. Represif, merupakan suatu pengendalian sosial yang dilakukan setelah terjadinya suatu pelanggaran. Atau, merupakan usaha-usaha yang dilakukan setelah pelanggaran terjadi. Dalam represif seseorang yang telah melanggar perbuatan akan dihukum ataupun ditangkap oleh polisi dan dijebloskan dalam penjara. Misalnya, seorang siswa ketahuan memakai narkoba saat dijalanan tak lama kemudian datanglah polisi dan kemudian ditangkapnya untuk meminta penjelasan lebih lanjut di kantor polisi. Pada contoh tersebut, seorang polisi menangkap seorang murid yang telah melanggar aturan seperti memakai narkoba. Maka pantaslah bahwa siswa tersebut di tangkap oleh polisi karena telah melanggar aturan.
2. Berdasarkan
Prosesnya
a. Persuasif,
merupakan bentuk pengendalian sosial yang bersifat untuk membujuk atau
mengarahkan masyarakat agar taat dan patuh terhadap nilai dan norma yang telah
ditetapkan. Atau dalam arti lain, menggunakan pendekatan atau sosialisasi.
Misalkan, setiap tiga bulan sekali di sekolah-sekolah SMA khususnya, sering
diadakan penyuluhan tentang bahaya dari narkoba serta penyebab-penyabab memakai
narkoba. Pada contoh tersebut penyuluhan merupakan cara yang tepat untuk
melakukan bujukan atau arahan kepada siswa supaya para siswa dapat menghindar
jauh-jauh dari bahaya narkoba.
b. Koersif,
merupakan bentuk pengendalian sosial yang bersifat kekerasan. Atau dalam arti
lain, pengendalian sosial ini bertujuan untuk menyelesaikan permasalahan dengan
cara kekerasan atau tindakan anarkis. Misalkan, Karena naiknya harga listrik
yang begitu drastis, para warga setempat protes di depan kantor PLN yang
terdapat di masing-masing wilayah, karena tidak dapat diselesaikan dengan baik,
akhirnya warga tersebut melempari kantor PLN tersebut dengan benda-benda keras
serta memecahkan kaca kantor PLN tersebut menggunakan batu sebanyak mungkin
kadang ada yang amat keras untuk membakar gedung PLN tersebut. Pada contoh
tersebut, bahwa warga yang melakukan tindakan anarkis disebutlah koersif.
Karena, para warga tidak setuju bahwa harga listrik dinaikkan begitu drastis
sehingga ada sebagian warga yang tidak sanggup untuk membayarnya maka aksi
ricuh seperti itu pun terjadi.
3. Pengendalian
Sosial secara Formal
a. Pengendalian
sosial melalui hukuman fisik
Pengendalian sosial cara ini
dilakukan oleh lembaga-lembaga resmi atau yang diakui keberadaannya. Contohnya
penembakan pelaku teroris yang menyerang aparat kepolisian.
b. Pengendalian
sosial melalui lembaga pendidikan
Pendidikan merupakan pengendalian
sosial secara terencana dan berkesinambungan agar terjadi perubahan-perubahan
positif dalam perilaku seseorang. Dengan hal itu, diharapkan perilaku tersebut
tidak menyimpang dari norma-norma dan nilai-nilai sosial yang berlaku di
masyarakat.
c. Pengendalian
sosial melalui ajaran agama
Setiap pemeluk agama akan berusaha
sedapat mungkin menjalankan ajaran agamanya tersebut dalam tingkah lakunya
sehari-hari. Ajaran agama mempunyai sanksi mutlak. Hal ini membuat ajaran agama
sebagai media pengendalian sosial yang cukup besar pengaruhnya dalam menjaga
stabilitas masyarakat.
a. Pengendalian
Sosial secara Informal
Cemoohan
Cemoohan adalah tindakan membicarakan seseorang dengan menggunakan kata-kata kiasan, perumpamaan, atau kata-kata yang berlebihan serta bermakna negatif.
Cemoohan adalah tindakan membicarakan seseorang dengan menggunakan kata-kata kiasan, perumpamaan, atau kata-kata yang berlebihan serta bermakna negatif.
b. Desas-desus
(gosip)
Desas-desus adalah berita yang
menyebar secara cepat dan tidak berdasarkan fakta atau bukti-bukti kuat.
c. Ostrasisme
(pengucilan)
Ostrasisme adalah suatu tindakan
pemutusan hubungan sosial dari sekelompok orang terhadap seorang anggota
masyarakat.
d. Fraundulens
Fraundulens merupakan bentuk pengendalian sosial yang umumnya terdapa pada anak kecil. Misalnya, A bertengkar dengan B. Jika si A lebih kecil dari B, maka si A mengancam bahwa dia mempunyai kakak yang berani yang dapat mengalahkan B.
Fraundulens merupakan bentuk pengendalian sosial yang umumnya terdapa pada anak kecil. Misalnya, A bertengkar dengan B. Jika si A lebih kecil dari B, maka si A mengancam bahwa dia mempunyai kakak yang berani yang dapat mengalahkan B.
4. Kepercayaan
terhadap hal-hal yang bersifat supernatural
Diantara
masyarakat primitif, baik orang purba maupun orang modern keduanya menggunakan
sarana biasa maupun sarana supernatural (yang bersifat melebihi kodrat) dalam
kendali sosialnya.
5. Teguran
Merupakan peringatan yang ditujukan pada pelaku pelanggaran. Bisa dalam wujud lisan maupun tulisan. Tujuan teguran adalah membuat si pelaku sesegera mungkin menyadari kesalahannya. Misalnya, seorang guru menegurmuridnya yang sering ngobrol pada waktu belajar di kelas. Adakalanya juga memberikan surat pemanggilan orang tuanya untuk ke sekolah.
Merupakan peringatan yang ditujukan pada pelaku pelanggaran. Bisa dalam wujud lisan maupun tulisan. Tujuan teguran adalah membuat si pelaku sesegera mungkin menyadari kesalahannya. Misalnya, seorang guru menegurmuridnya yang sering ngobrol pada waktu belajar di kelas. Adakalanya juga memberikan surat pemanggilan orang tuanya untuk ke sekolah.
6. Kekerasan
Fisik
Kekerasan fisik akan dijalankan
sebagai alternatif terakhir dari pengendalian sosial, apabila alternatif lain
sudah tidak dapat dilakukan. Namun banyak kejadian, perlakuan ini terjadi tanpa
melakukan bentuk pengendalian sosial lain terlebih dahulu.
Contoh:
– Pencuri dihajar massa dan tidak diserahkan pada polisi.
Contoh:
– Pencuri dihajar massa dan tidak diserahkan pada polisi.
– Rumah dukun santet dibakar.
– Petugas keamanan menembak perusuh
tanpa tembakan peringatan terlebih dahulu.
7. Menyindir
8. Intimidasi
adalah bentuk pengendalian dengan disertai tekanan, ancaman, dan
menakut-nakuti.
Menurut saya pengendalian sosial yang bagus itu dengan persuasif
BalasHapus