KARYA
TULIS ILMIAH
“PENANGANAN LIMBAH ORGANIK UNTUK KOMPOSTER”
Oleh:
Indriyani
XI TKJ 4 (16)
NIS
8233/429.071
PEMERINTAH
KOTA MALANG
DINAS
PENDIDIKAN
SMK
NEGERI 3 MALANG
JL. SURABAYA NO. 1
Assalamualaikum Wr. Wb
Alhamdulillah,
puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas petunjuk, rahmat
dan hidayah-Nya sehingga tugas IPA
ini dapat terlaksana sesuai dengan rencana, tanpa hambatan yang berarti sesuai
dengan waktu yang telah ditentukan. Judul Karya
Tulis Ilmiah yang saya ajukan adalah “PENANGANAN
LIMBAH ORGANIK UNTUK KOMPOSTER”. Karya Tulis Ilmiah
ini disusun berdasarkan pengalaman dan ilmu yang saya peroleh selama menerima materi IPA.
Dan Karya Tulis Ilmiah
ini sebagai bukti untuk memenuhi bahwa saya telah melaksanakan tugas IPA dengan baik.
Karya
Tulis Ilmiah yang telah saya susun ini dibuat dalam
rangka memenuhi tugas IPA oleh Ibu Naila
Aidiyah Prihatini, S.Pd. Saya menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah
ini tidak akan tersusun dengan baik tanpa adanya bantuan dari pihak-pihak
terkait. Oleh karena itu, pada kesempatan ini tidak lupa saya juga mengucapkan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu secara moril maupun
materil dalam menyusun Karya Tulis Ilmiah
ini, terutama kepada:
1. Dra. Faizah, M.Pd selaku
kepala SMKN 3 Malang.
2. Ibu
Naila Aidiyah Prihatini, S.Pd selaku pembimbing sekaligus
guru mata pelajaran IPA
3. Kedua
orang tua dan keluarga, yang selalu memberikan dukungan, doa, dan perhatiannya.
4. Semua
pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu dalam
penyusunan Karya Tulis Ilmiah
Semoga
kebaikannya menjadi amal sholih dan mendapat balasan dari Allah SWT. Penulis
sangat menyadari bahwa laporan ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu
masih perlu banyak perbaikan, sehingga kritik dan saran yang sifatnya sangat
membangun sangan saya harapkan. Semoga laporan ini bermanfaat bagi siapapun
yang membacanya. Amin.
Wassalamualaikum Wr. Wb
Malang, April 2014
Penulis
DAFTAR
ISI
Cover
.................................................................................................................................. 1
Kata
Pengantar ................................................................................................................... 2
Daftar
Isi.............................................................................................................................
3
Daftar
Gambar.....................................................................................................................
4
BAB
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang................................................................................................
5
1.2 Tujuan..............................................................................................................
6
BAB
II. STUDI PUSTAKA
2.1 Limbah ........................................................................................................... 7
2.2 Manajemen
Limbah ........................................................................................ 11
BAB
III. TEKNIK
PENGOLAHAN KOMPOSTER
3.1 Cara Pertama .................................................................................................. 16
3.2 Cara Kedua .................................................................................................... 18
3.3 Cara Ketiga .................................................................................................... 19
3.4 Metode
Pembuatan Kompos Cair .................................................................. 20
3.5 Cara Membuat
Pupuk Cair ............................................................................. 21
BAB
IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan......................................................................................................
23
4.2 Saran................................................................................................................
23
DAFTAR
PUSTAKA.........................................................................................................
24
DAFTAR
GAMBAR
Gambar
3 Teknik Pengolahan Komposter .......................................................................... 16
Gambar
3.1.1 Peralatan Komposter .................................................................................... 16
Gambar
3.1.2 Komposter siap pakai ................................................................................... 17
Gambar
3.1.3 Pemberian bioaktivator fermipan dan ragi ................................................... 17
Gambar
3.1.4 Pelindian kompos cair umur 5 minggu ......................................................... 17
Gambar
3.3 Cara Ketiga ..................................................................................................... 20
Gambar
3.5 Cara membuat pupuk cair adalah .................................................................... 22
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Limbah
adalah zat, suatu barang (benda) sisa-sisa, kotoran hasil pengolahan pabrik
ataupun manusia yang mengandung zat kimia berupa sampah dan dapat menimbulkan
polusi serta menganggu kesehatan atau hasil buangan tidak terpakai baik berasal
dari alam ataupun dari hasil proses teknologi atau yang dihasilkan dari suatu
kegiatan dan proses produksi, bisa berasal dari kegiatan industri, aktivitas
rumah tangga (domestic), pertambangan, dan lain sebagainya), yang lebih dikenal
sebagai sampah, dimana kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak
dikehendaki oleh lingkungan karena tidak memiliki nilai ekonomis,
dapat menurunkan kualitas lingkungan, berdampak negatif terhadap masyarakat
jika tidak dikelola dengan baik. Salah
satu pengelompokan limbah berdasarkan senyawanya yaitu limbah
organik. Limbah organik merupakan
limbah yang berasal dari makhluk hidup (alami) dan sifatnya mudah
membusuk/terurai. Limbah
merupaan masalah yang bila tidak dikelola dengan baik bisa menjadi bom
waktu bagi kehidupan manusia dimasa yang akan datang. Jumlah limbah yang sangat
besar setiap harinya membuat manusia harus memutar otak untuk bisa hidup
berdampingan dengan limbah. Limbah berupakan benda (Padat, Cair, Gas, B3) yang
tidak diperlukan dan dibuang, limbah pada umumnya mengandung bahan pencemar
dengan konsentrasi bervariasi. Bila dikembalikan ke alam dalam jumlah besar,
limbah ini akan terakumulasi di alam sehingga mengganggu keseimbangan ekosistem
Alam. Pengelolahan limbah ini merupakan upaya merencanakan melaksanakan, memantau,
dan mengevaluasi pendaya gunaan limbah, serta pengendalian dampak yang
ditimbulkannya. Dengan adanya penanganan limbah salah satunya limbah organik di
kawasan Training Kitchen SMK Negeri 3 Malang, maka kita bisa meminimalisir efek
limbah bagi lingkungan SMK Negeri 3 Malang. Berdasarkan
latar belakang diatas saya mengambil judul “PENANGANAN
LIMBAH ORGANIK UNTUK KOMPOSTER”.
1.2
Tujuan
Karya tulis ini
bertujuan untuk:
1. Memanfaatkan limbah organik di lingkungan SMK Negeri 3
Malang
2. Memberdayakan warga sekolah untuk peduli akan kebersihan
dan kehijauan lingkungan SMK Negeri 3 Malang
3.
Memenuhi
tugas Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan menambah nilai
BAB
II
STUDI
PUSTAKA
2.1
Limbah
2.1.1
Pengertian Limbah
Limbah adalah zat, suatu barang
(benda) sisa-sisa, kotoran hasil pengolahan pabrik ataupun manusia yang
mengandung zat kimia berupa sampah dan dapat menimbulkan polusi serta menganggu
kesehatan atau hasil buangan tidak terpakai baik berasal dari alam ataupun dari
hasil proses teknologi atau yang dihasilkan dari suatu kegiatan dan proses
produksi, bisa berasal dari kegiatan industri, aktivitas rumah tangga
(domestic), pertambangan, dan lain sebagainya), yang lebih dikenal sebagai
sampah, dimana kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak
dikehendaki oleh lingkungan karena tidak memiliki nilai ekonomis,
dapat menurunkan kualitas lingkungan, berdampak negatif terhadap masyarakat
jika tidak dikelola dengan baik. Berdasarkan
kepurusan Menperindag RI No. 231/MPP/Kep/7/1997 Pasal I tentang prosedur impor
limbah, menyatakan bahwa Limbah adalah bahan/barang sisa atau bekas dari suatu
kegiatan atau proses produksi yang fungsinya sudah berubah dari aslinya. Berdasarkan Peraturan
Pemerintah No. 18/1999 Jo.PP 85/1999 Limbah didefinisikan sebagai sisa atau
buangan dari suatu usaha dan/atau kegiatan manusia. Limbah adalah buangan
yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik (rumah
tangga).
2.1.2
Karakteristik Limbah
Karakteristik Limbah yaitu:
2.1.2.1
Berukuran mikro,
maksudnya ukurannya terdiri atas partikel-partikel kecil yang dapat kita lihat.
2.1.2.2 Dinamis,
artinya limbah tidak diam di tempat, selalu bergerak, dan berubah sesuai dengan
kondisi lingkungan.
2.1.2.3 Penyebarannya
berdampak luas, maksudnya lingkungan yang terkena limbah tidak hanya pada
wilayah tertentu melainkan berdampak pada faktor yanglainnya.
2.1.2.4 Berdampak
jangka panjang (antargenerasi), maksudnya masalah limbah tidak dapat
diselesaikan dalam waktu singkat. Sehingga dampaknya akan ada pada generasi
yang akan datang.
2.1.3
Jenis-Jenis Limbah
Jenis-jenis Limbah berdasarkan karakteristiknya
:
a. Limbah
cair adalah sisa dari suatu hasil usaha atau kegiatan yang berwujud cair (PP 82
thn. 2001).
b. Limbah
padat merupakan sisa-sisa hasil pembuangan yang berupa sampah dengan wujud
padat.
c. Limbah
gas partikel. Polusi udara adalah tercemarnya udara oleh beberapa partikulat
zat (limbah) yang mengandung partikel (asap dan jelaga), hidrokarbon, sulfur
dioksida, nitrogen oksida, ozon (asap kabut kimiawi), karbon monoksida dan
timah.
d. Limbah
B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun). Suatu limbah digolongkan sebagai limbah B3
bila mengandung bahan berbahaya atau beracun yang sifat dan konsentrasinya,
baik langsung maupun tidak langsung, dapat merusak atau mencemarkan lingkungan
hidup atau membahayakan kesehatan manusia.
Jenis-jenis limbah berdasarkan bentuk/wujudnya :
a. Limbah
Padat. Sering juga disebut sampah. Limbah padat diklasifikasikan menjadi 6
yaitu :
·
Sampah organik mudah
busuk (garbage), contoh : sisa makanan, sampah sayuran, kulit buah-buahan.
·
Sampah anorganik dan
organik tak membusuk (rubbish), contoh : selulosa, kertas, plastik, kaca,
logam.
·
Sampah abu (ashes),
contoh : abu hasil pembakaran sampah.
·
Sampah bangkai binatang
(dead animal), contoh : bangkai tikus, ikan, dan binatang ternak yang mati.
·
Sampah sapuan (street
sweeping), contoh : daun yang rontok dari pohon, kertas, plastik.
·
Sampah industri
(industrial waste), contoh : ampas tahu pada industri tahu.
b. Limbah
Cair. Yaitu segala jenis limbah yang berwujud cairan berupa air beserta
bahan-bahan buangan lain yang tercampur (tersuspensi) maupun terlarut dalam
air. Limbah cair diklasifikasikan menjadi 4 kelompok :
·
Limbah cair domestik
(domestic waste water), yaitu limbah cair hasil buangan dari perumahan (rumah
tangga), perkantoran, bangunan perdagangan, dan sarana sejenis. Contoh : air
deterjen sisa cucian.
·
Limbah cair industri
(industrial waste water), yaitu limbah cair hasil buangan industri. Contoh :
air sisa cucian daging, buah dan sayur dari industri pengolahan makanan, cairan
sisa pewarna tekstil dari industri tekstil.
·
Rembesan dan luapan
(infiltration and inflow), yaitu limbah cair yang berasal dari berbagai sumber
yang memasuki saluran pembuangan limbah cair melalui rembesan ke dalam tanah
atau melalui luapan dari permukaan. Contoh : luapan air buangan talang atap,
pendingin ruangan, pertanian atau perkebunan.
·
Air hujan (storm
water), yaitu limbah cair yang berasal dari aliran air hujan di atas permukaan
tanah.
c. Limbah
Gas. Definisi dari limbah gas adalah limbah yang memanfaatkan udara sebagai
media. Contoh : CO, CO2, NOx, SOx, HCl, H2SO4, NH3, HF, Cl2, CH4.
Jenis-jenis limbah berdasarkan sumbernya :
Jenis-jenis limbah berdasarkan sumbernya :
a. Limbah
domestik, yaitu limbah yang berasal dari kegiatan rumah tangga, termasuk juga
restoran, rumah makan, dan gedung perkantoran.
Contoh : sisa makanan, sisa sayuran, kertas, kaleng, plastik, air sabun, deterjen, faeces dan urin.
Contoh : sisa makanan, sisa sayuran, kertas, kaleng, plastik, air sabun, deterjen, faeces dan urin.
b. Limbah
industri, yaitu limbah yang dihasilkan dari kegiatan/proses industri.
Contoh : sisa logam, kertas, logam berat, gas hasil pembakaran, dll.
Contoh : sisa logam, kertas, logam berat, gas hasil pembakaran, dll.
c. Limbah
pertanian, yaitu limbah yang dihasilkan dari kegiatan pertanian dan perkebunan.
Contoh : limbah pupuk, pestisida, sisa tumbuhan.
Contoh : limbah pupuk, pestisida, sisa tumbuhan.
d. Limbah
pertambangan, yaitu limbah yang dihasilkan dari kegiatan pertambangan.
Contoh : logam, batuan, logam berat, ceceran minyak/bahan bakar.
Contoh : logam, batuan, logam berat, ceceran minyak/bahan bakar.
e. Limbah
pariwisata. Kegiatan wisata menimbulkan limbah yang berasal dari sarana
transportasi yang membuang limbahnya ke udara, dan adanya tumpahan minyak dan
oli yang dibuang oleh kapal atau perahu motor di daerah wisata bahari.
f. Limbah
medis. Limbah yang bersal dari dunia kesehatan atau libah medis mirip dengan
sampah domestik pada umumnya. Obat-obatan dan beberapa zat kimia adalah contoh
limbah medis.
g. Limbah
pertanian adalah Limbah padat yang dihasilkan dari kegiatan pertanian,
contohnya sisa daun-daunan, ranting, jerami, dan kayu, sedangkan limbah cair,
h. Limbah
minyak. Minyak merupakan bahan bakar utama pembangkit tenaga pada alat
transportasi maupun industri. Limbah/buangan/tumpahan minyak dalam proses
eksploitasi, pengangkutan, dan peng-gunaannya dapat terjadi akibat kebocoran,
kecelakaan, maupun tumpahan lainnya.
i. Limbah
Organik yang mudah busuk. Misainya
, sisa sayuran, sisa makanan, dedaunan, potongan rumput, dan kotoran hewan
j. Limbah
Organik yang tidak mudah membusuk. Misalnya , kertas dan kayu
k. Limbah
Anorganik. Misainya, plastik, pecahan kaca, karet, kaca, botol, dan besi.
l. Limbah
berbahaya. Misalnya, paku, bekas lampu neon, sisa racun tikus atau serangga,
obat kadaluarsa dan batu baterai bekas.
m. Limbah hitam:
sampah cair yang dihasilkan dari toilet. Sampah ini mengandung patogen yang
berbahaya.
n. Limbah rumah
tangga
(limbah domestic): sampah cair yang
dihasilkan dari dapur, kamar mandi dan tempat cucian. Sampah ini mungkin
mengandung patogen.
Jenis-jenis limbah
berdasarkan sifatnya:
a. Limbah
yang dapat mengalami perubahan secara alami (degradable waste = mudah terurai).
Yaitu limbah yang dapat mengalami dekomposisi oleh bakteri dan jamur, seperti
daun-daun, sisa makanan, kotoran, dan lain-lain.
b. Limbah
yang tidak akan / sangat lambat mengalami perubahan secara alami (nondegradable
waste = tidak dapat terurai). Misalnya, plastik, kaca, kaleng, dan sampah
sejenisnya.
c. Limbah
mudah meledak adalah limbah yang melalui proses kimia dapat menghasilkan gas
dengan suhu tekanan tinggi serta dapat merusak lingkungan.
d. Limbah
mudah terbakar adalah limbah yang mengandung bahan yang menghasilkan gesekan
atau percikan api jika berdekatan dengan api.
e. Limbah
reaktif adalah limbah yang memiliki sifat mudah bereaksi dengan oksigen atau
limbah organik peroksida yang tidak stabil dalam suhu tinggi dan dapat
menyebabkan kebakaran.
f. Limbah
beracun atau limbah B3 adalah limbah yang mengandung racun berbahaya bagi
manusia dan lingkungan. Limbah ini mengakibatkan kematian jika masuk ke dalam
laut.
g. Limbah
penyebab infeksi adalah limbah yang berasal dari laboratorium yang terinfeksi
penyakit, seperti bagian tubuh manusia atau cairan tubuh manusia atau hewan
yang terkena infeksi.
h. Limbah
korosif adalah limbah yang dapat menyebabkan iritasi pada kulit dan dapat
membuat logam berkarat.
i. Logam
j. Non
Logam
k. Tidak
Mudah Membusuk
l. Mudah
Membusuk
m. Tidak
mudah terbakar
Jenis-jenis
Limbah Berdasarkan Jenis
Senyawanya :
a. Limbah
organik merupakan limbah yang berasal dari makhluk hidup (alami) dan sifatnya
mudah membusuk/terurai.
b. Limbah
anorganik merupakan segala jenis limbah yang tidak dapat atau sulit
terurai/busuk secara alami oleh mikroorganisme pengurai.
c. Limbah
Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) adalah kelompok limbah yang secara langsung
maupun tidak langsung dapat mencemarkan, membahayakan lingkungan, kesehatan dan
kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lainnya. Definisi limbah B3
menurut BAPEDAL (1995) “Limbah
B3 adalah setiap bahan sisa (limbah) suatu kegiatan proses produksi yang
mengandung bahan berbahaya dan beracun (B3) karena sifat (toxicity,
flammability, reactivity. dan corrosivity) serta konsentrasi atau jumlahnya
tidak langsung dapat merusak, mencemarkan lingkungan, atau membahayakan
kesehatan manusia”.
Jenis-jenis limbah
berdasarkan asalnya :
a. Limbah
organic merupakan limbah yang berasal dari makhluk hidup (alami) dan sifatnya
mudah membusuk/terurai.
b. Limabah
anorganik merupakan segala jenis limbah yang tidak dapat atau sulit
terurai/busuk secara alami oleh mikroorganisme pengurai.
2.1.4
Upaya Pencegahan
Limbah
Secara
umum, berikut ini merupakan upaya pencegahan atas pencemaran lingkungan yang dihasilkan oleh limbah
:
2.1.4.1 Mengatur
sistem pembuangan limbah industri sehingga tidak mencemari lingkungan
2.1.4.2 Menempatkan
industri atau pabrik terpisah dari kawasan permukiman penduduk
2.1.4.3 Melakukan
pengawasan atas penggunaan beberapa jenis pestisida, insektisida dan bahan
kimia lain yang berpotensi menjadi penyebab dari pencemaran lingkungan
2.1.4.4 Melakukan
penghijauan
2.1.4.5 Memberikan
sanksi atau hukuman secara tegas terhadap pelaku kegiatan yang mencemari
lingkungan
2.1.4.6 Melakukan
penyuluhan dan pendidikan lingkungan untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat tentang
arti dan manfaat lingkungan hidup yang sesungguhnya
2.1.4.7 Clean
Air Act yang dibuat oleh pemerintah dan menambah pajak bagi industri yang
melakukan pencemaran udara
2.1.4.8 Mengembangkan
teknologi yang ramah lingkungan dan dapat diperbaharui diantaranya Fuel Cell
dan Solar Cell
2.1.4.9 Menghemat
Energi yang digunakan
2.1.4.10 Menjaga
kebersihan lingkungan tempat tinggal
2.2
Manajemen Limbah
Limbah
merupaan masalah yang bila tidak dikelola dengan baik bisa menjadi bom
waktu bagi kehidupan manusia dimasa yang akan datang. Jumlah limbah yang sangat
besar setiap harinya membuat manusia harus memutar otak untuk bisa hidup
berdampingan dengan limbah. Limbah berupakan benda (Padat, Cair, Gas, B3) yang
tidak diperlukan dan dibuang, limbah pada umumnya mengandung bahan pencemar
dengan konsentrasi bervariasi. Bila dikembalikan ke alam dalam jumlah besar,
limbah ini akan terakumulasi di alam sehingga mengganggu keseimbangan ekosistem
Alam. Pengelolahan limbah ini merupakan upaya merencanakan melaksanakan,
memantau, dan mengevaluasi pendaya gunaan limbah, serta pengendalian dampak
yang ditimbulkannya. Upaya pengelolahan limbah tidak mudah dan memerlukan
pengetahuan tentang limbah ( Padat, Cair, Gas, B3) unsur-unsur yang terkandung
serta penanganan limbah agar tidak mencemari lingkungan selain itu perlu
keterampilan mengelolah limbah menjadi ekonomis dan mengurang jumlah limbah
yang terbuang ke alam. Dengan adanya manajemen penanganan limbah, maka kita
bisa meminimalisir efek limbah bagi kehidupan kita.
2.2.1
Definisi Sampah
menurut berbagai sumber :
2.2.1.1 TANJUNG,
Dr. M.Sc : “Sampah adalah sesuatu
yang tidak berguna lagi, dibuang oleh pemiliknya atau pemakai semula”
2.2.1.2 RADYASTUTI,
W. Prof. Ir (1996) : “Sampah
adalah sumber daya yang tidak siap pakai”
2.2.1.3 BASRIYANTA : “Sampah merupakan barang
yang dianggap sudah tidak terpakai dan dibuang oleh pemilik / pemakai
sebelumnya, tetapi masih bisa dipakai atau dikelola dengan prosedur yang benar”
2.2.1.4 KAMUS
LINGKUNGAN (1994) : “Sampah
adalah bahan yang tidak mempunyai nilai atau tidak berharga untuk digunakan
secara biasa atau khusus dalam produksi atau pemakaian; barang rusak atau cacat
selama manufaktur; atau materi berlebihan atau buangan.”
2.2.1.5 PRIE
G. S : “Sampah adalah barang
yang kita miliki tetapi sama sekali tidak pernah ada gunanya
2.2.1.6 ECOLINK
(1996) : “Sampah adalah suatu
bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil aktivitas manusia meupun
proses alam yang belum memiliki nilai ekonomis
2.2.1.7 SETYO
PURWENDRO : “Sampah
merupakan bahan padat buangan dari kegiatan rumah tangga, pasar, perkantoran,
rumah penginapan, hotel, rumah makan, industri ataupun aktivitas manusia
lainnya sehingga dengan kata lain, sampah merupakan hasil sampingan dari
aktivitas manusia yang sudah tidak terpakai
2.2.1.8 WIJAYA
JATI : “Sampah merupakan
konsekuensi dari adanya aktivitas manusia. Setiap altivitas manusia pasti
menghasilkan sampah”
2.2.1.9
DARMADI : “Sampah merupakan produk
buangan yang pada umumnya berbentuk
benda padat, dengan komposisi bahan organis dan anorganik”
2.2.2
Jenis
Sampah
2.2.2.1 Sampah
Organik
2.2.2.2 Sampah
Anorganik
2.2.2.3 Sampah
B3 ( Bahan Berbahaya Beracun )
2.2.2.4 Sampah
plastic
2.2.2.5 Sampah
kertas
2.2.2.6 Sampah
dedaunan/organik
2.2.3
Tujuan
dan Manfaat Pengelolaan Sampah
2.2.3.1 Agar
masyarakat sadar dan turut terlibat dalam hal kepedulian lingkungan
2.2.3.2 Menciptakan
lingkungan yang hijau, , bersih, bebas sampah dan bebas banjir
2.2.3.3 Memberdayakan
masyarakat untuk peduli akan kebersihan dan kehijauan kota
2.2.4
Cara Pengelolaan Sampah
2.2.4.1 Sistem
pengolahan sampah secara terpadu
2.2.4.2 Teknologi
pengomposan
2.2.4.3 Daur
ulang sampah plastik dan kertas
2.2.4.4 Teknologi
pembakaran sampah dan insenator
2.2.4.5 Teknologi
pengolahan sampah organik menjadi pakan ternak
2.2.4.6 Teknologi
tempat pembuangan akhir (TPA) sampah
2.2.4.7 Peran
serta masyarakat dalam penanganan sampah
2.2.4.8 Pengolahan
sampah kota metropolitan
2.2.4.9 Peluang
dan tantangan usaha daur ulang
2.2.5 Penanganan Limbah Cair
2.2.5.1 Dillution
(pengenceran)
2.2.5.2 Sumur
resapan
2.2.5.3 Septic
tank. Bagian ruang septic tank :
a. Ruang
pembusukan
b. Ruang
lumpur
c. Dosing
chamber
d. Bidang
resapan
2.2.5.4 Riol
(parit). Proses pengolahan air kotor pada rol :
a. Penyaringan
(screening)
b. Pengendapan
(sedimentation)
c. Proses
biologi (biologycal proccess)
d. Saringan
pasir (sand filter)
e. Desinfeksi
(desinfection)
f. Dillution
(pengenceran)
2.2.5.5 Cara
Fisika
a. Proses
Penyaringan (screening)
b. Proses
Flotasi
c. Proses
Filtrasi
d. Proses
adsorbs
e. Proses
reverse osmosis (teknologi membran)
2.2.5.6 Cara
kimia
2.2.5.7 Cara
biologi
2.2.5.8 Pengolahan
Primer (Primary Treatment)
a. Penyaringa
(Screening)
b. Pengolahan
Awal (Pretreatment)
c. Pengendapan
d. Pengapungan
(Floation)
2.2.5.9 Pengolahan
Sekunder (Secondary Treatment)
a. Metode
Trickling Filter
b. Metode
Activated Sludge
c. Metode
Treatment ponds/ Lagoons
2.2.5.10 Pengolahan
Tersier (Tertiary Treatment)
2.2.5.11 Desinfeksi
(Desinfection). Hal yang perlu diperhatikan Dalam menentukan senyawa untuk
membunuh mikroorganisme
a. Daya
racun zat
b. Waktu
kontak yang diperlukan
c. Efektivitas
zat
d. Kadar
dosis yang digunakan
e. Tidak
boleh bersifat toksik terhadap manusia dan hewan
f. Tahan
terhadap air
g. Biayanya
murah
2.2.5.12
Pengolahan Lumpur
(Slude Treatment)
2.2.6 Penanganan Limbah Padat
2.2.6.1 Penampungan
dalam bak sampah
2.2.6.2 Pengumpulan
sampah
2.2.6.3 Pengangkutan
2.2.6.4 Pembuangan
di TPA.
2.2.6.5 Penimbunan
Terbuka
2.2.6.6 Sanitary
Landfill
2.2.6.7 Insinerasi
2.2.6.8 Pembuatan
kompos padat dan cair
2.2.6.9 Daur
Ulang. Material-material yang
dapat didaur ulang dan prosesnya diantaranya adalah:
a. Bahan
bangunan
b. Baterai
c. Barang
Elektronik
Berikut ini beberapa metode penanganan limbah
organik padat :
a. Composting
b. Gas
Bio
c. Makanan
ternak ( Hog Feeding )
Berikut ini beberapa metode penanganan limbah
anorganik padat :
a. Empat
R ( 4 R = replace, reduce, recycle dan reuse )
b. Insenerator
c. Sanitary
Landfill
·
Metode galian parit
(trenc method)
·
Metode area
·
Metode ramp
d. Penghancuran
sampah (pulverisation)
2.2.7 Penanganan Limbah Gas
2.2.7.1 Pengendapan
siklon
2.2.7.2 Filter
basah
2.2.7.3 Pengendap
sistem Gravitasi
2.2.7.4 Pengendap
elektrostatik
2.2.7.5 Mengontrol
Emisi Gas Buang
2.2.7.6 Menghilangkan
Materi Partikulat Dari Udara Pembuangan
a. Filter
Udara
b. Pengendap
Siklon
c. Filter
Basah
d. Pegendap
Sistem Gravitasi
e. Pengendap
Elektrostatik
2.2.8 Penanganan
Limbah Suara
2.2.8.1 Mematikan
atau menghilangkan sumber suara / sumber kebisingan
2.2.8.2 Memasang
alat peredam suara
2.2.8.3 Pengendalian
pada jejak propagasi, mengganti bahan baku ruangan dengan bahan yang dapat
meredam suara
2.2.8.4 Pengendalian
pada penerima suara
BAB III
TEKNIH
PENGOLAHAN KOMPOS
Gambar 3 Teknik Pengolahan Komposter
3.1
Cara Pertama
Peralatan Komposter :
Tong plastik volume 60 liter, tinggi : 60 cm, diameter :
35 cm Rp.
70.000,-
Paralon 1,25 inci 4 m, T Rp. 25.000,-
Kran, sambungan, lem Rp. 15.000,-
Saringan, nampan Rp. 15.000,- +
Jumlah Rp.
125.000,-
Gambar 3.1.1 Peralatan Komposter
Gambar 3.1.2 Komposter siap pakai
Gambar 3.1.3 Pemberian bioaktivator fermipan dan ragi
Gambar 3.1.4 Pelindian kompos cair umur 5 minggu
Cara
membuat komposter :
Untuk membuat kompor cair dibutuhkan
alat atau wadah yang sering disebut dengan komposter. Biasanya terbuat dari
tong sampah plastik atau kotak semen yang dimodifikasi dan diletakkan di dalam
ataupun di luar ruangan. Komposter dengan bantuan aktivator kompos mampu
mengubah sampah sisa rumah tangga menjadi kompos hanya dalam waktu 10-12 hari.
Khusus untuk pembuatan pupuk cair dari limbah organik rumah tangga ini perlu
digunakan bioaktivator (biosca). Fungsi biosca memang sama dengan aktivator
lainnya tetapi lebih praktis dalam aplikasinya.
Dengan instalasi udara di dalamnya
komposter membantu proses pengomposan aerob dengan baik dan mempercepat proses
penguraian sampah. Selain itu komposter juga mampu menjaga kelembapan dan
temperatur sehingga bakteri dan jasad renik dapat bekerja mengurai bahan
organik secara optimal. Komposter juga memungkinkan aliran lindi (air sampah)
terpisah dari material padat dan akan menguntungkan bagi pembuatan pupuk cair.
Berikut ini langkah-langkah membuat komposter untuk skala rumah tangga.
3.2
Cara Kedua
Alat dan bahan :
a. Tong
plastik bekas ukuran 20 liter, 1 buah
b. Pipa
paralon ukuran panjang 13 cm, diameter 1 inchi, 2 buah
c. Pipa
paralon ukuran panjang 10 cm, diameter 1 inchi, 1 buah
d. Pipa
paralon ukuran panjang 9 cm, diameter 1 inchi, 1 buah
e. Sambungan
pipa berbentuk T, 2 buah
f. Sambungan
pipa berbentuk L, 1 buah
g. Kran
plastik, 1 buah
h. Alat
bor
i. Meteran
j. Kasa
plastik
Cara membuat komposter :
a. Buat
dua lubang disisi kanan dan kiri tong sampah dengan menggunakan bor. Diameter
lubang harus sama dengan diameter pipa paralon.
b. Buat
satu lubang lagi di sisi lain tong, posisi lubang tong ketiga ini harus lebih
rendah daripada lubang sebelumnya atau sekitar 10 cm dari dasar tong.
c. Setelah
itu buat lubang-lubang kecil di badan pipa paralon 13 cm dan pipa paralon 10 cm
lalu bungkus badan pipa yang berlubang tersebut dengan kasa plastik hingga
tertutup rapi.
d. Selanjutnya
instalasi udara untuk komposter dapat dirangkai dimulai dari memasang kedua
pipa paralon 13 cm, masing-masing pada lubang kanan dan kiri. Kedua pipa
dimasukkan dari arah dalam ke luar, pipa didorong dari dalam hingga keluar 3 cm
dari lubang dan sisanya sekitar 10 cm berada di dalam tong.
e. Kedua
ujung pipa yang mencuat keluar 3 cm tersebut kemudian ditutup dengan kasa
plastik. Potong kasa plastik berbentuk lingkaran dengan diameter 1 cm lebih
panjang dari diameter pipa. Beri lem PVC di sekitar ujung pipa lalu tempelkan
kasa, atur hingga tertutup rapi
f. Selanjutnya
kedua pipa 13 cm tadi disambung dengan sambungan pipa berbentuk T
g. Dari
kaki sambungan T tersebut dirangkai dengan pipa paralon 10 cm
h. Kemudian
pasang sambungan pipa L pada bagian ujung bawah pipa paralon 10 cm. sambungan
pipa L pada bagian ujung bawah pipa paralon 10 cm. Sambungan pipa L dipasang
dengan arah kakinya mengarah ke lubang yang akan dipasang kran (lubang ketiga)
i. Pasang
kran plastik pada lubang ketiga tersebut
j. Terakhir
masukkan pipa paralon 9 cm untuk menyambung antara lubang kran plastik dengan
pipa L
3.3
Cara Ketiga
Cara
pembuatan :
a. Pisahkan
sampah daun / sayur dengan sampah non organik
b. Rajang
/ cincang / cacah sampah organik dengan ukuran 1-2 cm
c. Masukkan
sampah organik yang sudah dicacah ke dalam komposter mini
d. Semprot
/ siram sampah organik dengan larutan bioaktivator hingga merata dengan takaran
satu tutup botol (10 cc), dicampur dengan satu liter air.
e. Tutup
rapat-rapat bak komposter mini dan letakkan di tempat teduh. Lakukan
penyemprotan setiap kali memasukkan sampah organik dan tutup kembali. Lukukan
penambahan dan penyemprotan sampah organik secara berulang sampai bak komposter
mini penuh.
f. Diamkan
selama tujuh sampai 14 hari agar terjadi proses komposting yang akan
menghasilkan pupuk cair dan pupuk padat. Pupuk cair dan pupuk padat dipisahkan
oleh saringan.
g. Pupuk
cair dapat diambil dengan membuka kran mulai pada hari ke-5 dan seterusnya.
Jika air lindi (pupuk cair) berbau tak sedap, campurkan air dengan perbandingan
1 : 5. Tambahkan pula satu sendok makan kapur sirih yang dilarutkan dengan air,
kemudian tuang ke dalam botol lindi. Warna lindi akan berubah jadi agak jernih
dan tak berbau.
h. Ambil
pupuk padat yang sudah menjadi bubur kompos, tambahkan bahan adiktif (dapat
berupa sekam, arang sekam, serbuk gergaji perbandingan 2 : 1).
i. Sebelum
digunakan sebagai pupuk atau media tanam, kompos harus terlebih dahulu
dikeringkan dengan cara diangin-anginkan.
j. Pupuk
organik cair dapat langsung digunakan sebagai pupuk tanaman. Apabila pupuk
organik cair dapat langsung digunakan sebagai pupuk tanaman. Apabilapupuk cair
organik akan disimpan, sebaiknya difermentasi dahulu dengan bahan bioaktivator
dengan perbandingan 4 : 1.
Gambar 3.3 Cara Ketiga
Produk EM4 yang beredar di pasaran
kebanyakan berupa EM4 asli yang tidak dapat langsung diaplikasikan pada media.
Karena kandungan mikroorganisme dalam EM4 asli masih tidur / dorman sehingga
tidak akan memberikan pengaruh yang nyata. Cara pengaktifannya, setelah 5 hari
kemudian EM4 aktif sudah dapat digunakan bila tercium bau asam manis dan
dipermukaan terdapat endapan putih, lalu disiram secara merata ke bahan-bahan
yang mau dikomposkan, dicampur hingga cukup kelembabannya, tutup 4 hari sambil
dikontrol suhu dan kelembaban. Pukan kering lebih cepat proses kurang lebih 7
hari (karena proses pembuatan kompos yang mempergunakan bahan aktivator tujuan
utamanya untuk mempercepat proses komposting).
3.4
Metode Pembuatan
Kompos Cair
Bahan:
a. Sampah
organik basah
b. Cairan
molase
c. Air
tajin
d. Air
kelapa
e. Air
f. EM4
g. Daun pandan
h. Buah jeruk
Alat:
a. Ember
plastik
b. Karung
c. Tali
rafia
d. Plastik
penutup warna gelap
e. GoloklPisau
Pemotong
f. Botol
plastik
Cara Pembuatan:
a. Sampah
organik dimasukkan ke dalam k m g sebanyak 25 kg, padatkan lalu ikat
dengan tali rafia.
b. Membuat
larutan media dengan mencampur selumh bahan dalam ember.
c. Kemudian
sampah organik dimasukkan ke dalam Larutan media. Karung yang telah diisi
sampah organik diusahakan agar tidak mengapung dan selumh bagian karung
terendam sempurna.
d. Menutup
ember dengan plastik hitam sehingga udara tidak dapat masuk.
e. Menyimpan
ember selama 7-10 hari pada tempat yang teduh terlindung dari sinar
matahari langsung.
f. Setelah
fermentasi selesai, tutup ember dibuka lalu k m g sampah organik dikeluarkan
dari ember.
g. Daun
Pandan dan Buah Jemk yang telah disiapkan, dicercah untuk mendapatkan aroma,
kemudian cercahan tersebut dimasukkan ke dalam ember tempat
kompos lalu ember ditutup kembali selama 2 hari.
h. Setelah
2 hari daun pandan atau buah jemk yang ada di dalam ember diganti dengan yang
baru.
i. Untuk
mendapatkan aroma jemk dan daun pandan yang lebih menyengat, kegiatan
tersebut diatas dilakukan sebanyak 3 kali.
j. Menganalisis
sampel produk untuk mengetahui kandungan hara.
k. Setelah
itu cairan yang dihasilkan disimpan ke dalam kemasan botol, lalu ditutup rapat, dan
siap untuk dipasarkan.
3.5
Cara membuat pupuk
cair adalah :
a. Cincang
sampah hijau seperti sisa sayuran, sayur basi, dan sebagainya.
b. Siapkan
tong plastik atau tong bekas wadah cat tembok ukuran 25 kg, lengkap dengan
tutupnya. Siapkan juga kantong plastik ukuran 60 cm x 90 cm dan beri beberapa
lubang sebesar 1 cm. Lubang ini untuk memperlancar sirkulasi air dalam tong.
c. Siapkan
1/4 kg gula merah yang sudah dilarutkan.
d. Siapkan
1/2 liter bahan EM4 untuk mempermudah proses pelarutan.
e. Siapkan
1/2 liter air bekas cucian beras.
f. Siapkan
10 liter air tanah. Untuk hasil maksimal jangan gunakan air hujan atau air PAM
campur air bekas cucian beras, EM4, dan air gula ke dalam tong plastik.
Sementara itu cincangan sampah hijau dimasukkan ke dalam kantong plastik yang
sudah dilubangi. Setelah itu, masukkan kantong plastik ini ke dalam tong
plastik dan tambahkan air tanah.
g. Ikat
kantong plastik berisi sampah hijau itu dan tutup pula tong plastik itu dengan
rapat selama 3 minggu (21 hari).
h. Setelah
3 minggu, sampah dalam tong itu tidak berbau dan kelihatan menyusut. Angkat
sampah itu hingga air tiris. Sampah dari dalam plastik menjadi pupuk padat,
sedangkan air dalam tong menjadi pupuk cair.
Gambar 3.5 Cara membuat pupuk cair adalah
Bahan Utama :
a.
Cairan rumen (isi usus
halus sapi/cairan hasil perasan isi usus besar sapi) = 1 liter
b.
Air tebu/tetes
tebu/molasis = 1 liter
c. Air
rebusan katul = 4 liter
Bahan Tambahan :
a.
Ragi tape = 2 butir
b.
Trasi = ½ ons
c.
Buah nanas = 1 buah
d.
Urin hewan secukupnya
yang sudah diendapkan selama 1 minggu.
e.
Bisa ditambahkan bahan
lain yang mengandung unsur nitrogen seperti daun kleresede.
Cara Pembuatan Bio Aktivator :
a.
Campurkan katul 1 kg
dengan 5 liter air, kemudian didihkan dan dinginkan kemudian disisakan 4 liter.
b.
Campurkan cairan rumen
sebanyak 2 liter dengan air tetes tebu sebanyak 2 liter.
c.
Campurkan air rebusan
katul sebanyak 4 liter kedalam larutan campuran nomer 2.
d.
Campurkan 1 buah nanas
yang telah dihancurkan/diparut/diblender.
e.
Campurkan ½ ons trasi
yang telah diencerkan dengan air secukupnya.
f.
Tambahkan 1 – 2 butir
ragi tape kedalam campuran larutan tersebut.
g.
Masukan larutan bio
aktivator tersebut pada botol/jerigen/ember yang terbuat dari bahan plastik dan
tutup rapat, kemudian simpan selama 2 minggu.
h. Bahan
tersebut diatas bisa disaring untuk memisahkan bahan kasar dengan bahan cair
apabila bio aktivator hendak digunakan untuk pengawet dalam pembuatan pupuk
organik cair/pestisida nabati. Tetapi apabila bio aktivator akan
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan
Karya Tulis Ilmiah
yang saya perbuat, maka dapat disimpulkan:
1.
Limbah akan
menganggu kesehatan, tidak memiliki nilai ekonomis, dapat menurunkan kualitas
lingkungan, berdampak negatif terhadap masyarakat jika tidak dikelola dengan
baik
2.
Pembuatan komposter
sangat mudah dan tidak memerlukan banyak biaya
3.
Sampah organik
dapat digunakan untuk pakan burung di dekat Taman TOGA
4.
Limbah padat dapat
digunakan untuk daur ulang kerajinan tangan
5.
Komposter akan
banyak berguna di lingkungan SMK Negeri 3 Malang seperti digunakan untuk pupuk
di Taman TOGA dan menghilangkan bau tidak sedap pada septic tank
B. Saran
Sebaiknya
limbah di lingkungan SMK Negeri 3 Malang dapat dioptimalkan, dimungkinkan untuk
di daur ulang dan dapat dimanfaatkan untuk lingkungan sekolah sendiri.
BAB V
DAFTAR PUSTAKA
1.
Power Point “Sampah
unt ppc”
2.
Pdf “cara-membuat-pupuk-cair-compati-biliti-mode”
6.
Pdf “pemanfaatan
sampah organik menjado kompos
Tidak ada komentar:
Posting Komentar